Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Dunia Tidak Sesempit Make Up Kit

Sete l ah bercakap-cakap dengan seorang teman saya (Red: Mawar) selama kurang lebih 27 menit  pembahasan yang super absurd (menit pertama membahas masalah jodoh, menit ke dua belas membahas perayaan maulid nabi, menit ke tujuh belas membahas prioritas cowoksaat treveling, dan menit-menit terakhir sebelum handpone tewas tak berdaya  membahas tentang wanita). Oke right, ini hasil dari dua pemikiran yang kebetulan dan ntah bagaimana bisa saat itu sejalan. Setelah di shake pemikiran ini dan itu, di add toping-toping tertentu kita dapat suatu pembelajaran “ Dunia tidak sesempit make up kit” . Why ? Untuk menjadi seorang ibu yang hebat “tidak harus” dengan make-up kit, baju mahal, sepatu cantik, dan tas mewah. Menjadi ibu yang hebat dengan cara pola asuh yang baik, iman yang teguh, ketulusannya yang luar biasa. Untuk menjadi wanita karir “tidak harus” dengan make-up kit, baju mahal, sepatu cantik, dan tas mewah, cukup dengan kemampuan, sosial, dan soft-skillnya. Loh, kok kata tidak har

Retorika Sendiri Karya : March Az

Anggap saja kau sendiri tak punya siapa-siapa untuk bercerita tak punya teman bersuka ria tak punya makanan supaya kenyang tak punya gadget agar tarhibur tak punya uang buat berfoya-foya Anggap saja tak punya Anggap saja kau sendiri Diteror dan meneror masalah sendiri mencari jalan-jalan kemenangan sendiri Disandra waktu sendiri Dikhianati musim sendiri Ditipu semilir angin pun sendiri Mungkin sendiri itu destinasimu Anggap saja kau sendiri sore ini Dilorong-lorong waktu yang semakin mendesakmu untuk terus sendiri Ataupun tangis-tangis lirih yang menakutimu saat kau sendiri Ataupun juga boomerang hidup yang terus mengurat nadi mengakar hingga merusak jasmani mu Sehingga, lagi-lagi kau sendiri itukah duka sendiri ? Senantiasi menertawaimu yang selalu berkencan dengan sepi Anggap saja kau sendiri Bergelut dalam doa sepanjang malam membentang Berkomat-kamit dengan dzikir dalam butir-butir tasbih indah Bermandikan air wudhu disetiap waktu Lebih baik begitu

Balada Usai Senja Oleh March Az

Hujan telah usai. Sayup terdengar suara katak bernyanyi sahut me n yahut dengan alam malam. Aroma petrikor menjadi terapi kesedihan bagi setiap pecinta hujan. Listrik padam dikota itu, suara mesin genset menderu diudara. Malam itu, para jompo telah lelap dalam tidur malamnya, ada yang mendengkur, tertawa, mengigau menyebut nama mantan istrinya yang sudah berpuluh-puluh tahun bercerai , mengigau menyebut nama tetangga yang belum membayar utang sebesar 200 ribu rupiah, mengigau ingin menikahi gadis perawan, dan yang paling menyayat hati, menangis dalam tidur sembari memanggil nama anaknya. Namun mnasih saja ada dua orang lelaki tua bercengkrama dalam kamar petak berukuran sempit itu. Pa’i dan Mu’i bertemankan dua cangkir susu panas dengan asap yang mengepul indah pada bibir cangkir, sebu n gkus biskuit yang mereka dapatkan dari perawat panti yang ramah nan jelita . Pa’i dan Mu’i berinisiatif untuk tidak tidur terlalu cepat malam itu, sebab malam itu adalah malam yang berarti untuk