Setelah bercakap-cakap dengan seorang teman saya (Red:
Mawar) selama kurang lebih 27 menit pembahasan yang super absurd (menit pertama
membahas masalah jodoh, menit ke dua belas membahas perayaan maulid nabi, menit
ke tujuh belas membahas prioritas cowoksaat treveling, dan menit-menit terakhir
sebelum handpone
tewas tak berdaya membahas tentang wanita). Oke right, ini hasil
dari dua pemikiran yang kebetulan dan ntah bagaimana bisa saat itu sejalan.
Setelah di shake pemikiran ini dan
itu, di add toping-toping tertentu
kita dapat suatu pembelajaran “Dunia tidak sesempit make up kit”.
Why ? Untuk menjadi seorang ibu yang hebat “tidak harus” dengan make-up kit,
baju mahal, sepatu cantik, dan tas mewah. Menjadi ibu yang hebat dengan cara
pola asuh yang baik, iman yang teguh, ketulusannya yang luar biasa. Untuk
menjadi wanita karir “tidak harus” dengan make-up kit, baju mahal, sepatu
cantik, dan tas mewah, cukup dengan kemampuan, sosial, dan soft-skillnya. Loh,
kok kata tidak harusnya dalam tanda kutip, supaya tidak terjadi konflik
hehe.. Intinya tidak harus itu bukan berarti diabaikan tetapi harus sesuai
dengan prioritasnya
Oke
kita bahas satu persatu !
First,
wanita itu dipandang bukan hanya dengan fisik saja (red:penampilan luar) itu menurut pendapat dua wanita bercakap-cakap dalam
panggilan handphone tadi.
Coba bandingkan ketika seorang wanita yang cantik jelita, berjalan dengan
anggun, hand bag mewah dari brand ternama, handphone mahal, parfume lembut dan
wangi dengan wanita yang biasa-biasa saja(red:secara penampilan) namun kita
berbicara ia terlihat cerdas, terdedikasi,
dan kritis dalam berfikir, okay simplenya dengan pemapilannya yang tak glamor dan tak pula mewah
itu ia mampu menebar aura positif untuk orang-orang sekitarnya dan
menginspirasi (penulis bermimpi menjadi wanita seperti ini, namun hiks hiks
hiks…..). Lebih mengagumkan
yang mana ?
Second,
wanita itu enggan memikirkan tujuan, terpenting ia terlihat sempurna. Ex:
Ketika merayakan ulangtahun teman yang pertama kali tersirat difikiran wanita
adalah “ Aku harus pakai baju apa ? Baju aku udah jelek semua! Aku harus beli
baju dulu, oh enggak banget kalau aku pake baju itu lagi” (Saya pribadi terkadang
juga seperti itu). Dan ketika wanita sudah merasa baju yang menunjang
penampilannya sudah tidak layak lagi ia pakai, terakhir ia putus asa( enggak
jadi pergi
dan
terkadang saya juga begitu).
Padahal tujuan awalnya untuk menjalin silaturahmi (Hehe pake bahasa halus,
padahal tujuan untuk untuk senang-senang).
And last but not least, Wanita itu memiliki banyak “kompetitor”.
Kerap kali wanita tidak ingin ketinggalan menganai mode. Bersaing sana-sini. “Sekarang, lagi ngehits smokey eye lho”
Tanpa ba-bi-bu-be-bo langsung saja wanita ini mencoba model smokey eye
(Alhasil
bukan smokey eye, malah jadi eye ketonjok). Takut kalau-kalau ia ketinggalan model, takut
dikata-katain kono. Terus mati-matian belajar ini itu. Padahal wanita tetap cantik walau dengan penampilan
yang sangat cukup sederhana.
Jadi,
untuk teman-teman atau siapa saja yang singgah diblog saya yang super absurd
ini. Pahamilah hakikat dan kodrat sebagai seorang wanita. Jangan pernah malu
untuk menjadi sederhana dan apa adanya. Saya sebagai penulis juga sering
mengalami ketiga hal tersebut. Intinya dari tulisan ini mungkin kita bisa
sama-sama belajar “Oh, iya lo dunia ini terlalu besar hanya untuk memamerkan
sebuah penampilan” Bukan berarti juga penampilan itu tidak penting, tapi
analisa dulu prioritasnya. Agar terlahir kembali wanita-wanita tangguh layaknya
Khadijah (Red: Istri pertama Rasulullah), Kartini (memperjuangkan emansipasi wanita),
Bashaer
Othman (Walikota muda), Fatmawati
(Penjahit sang pusaka merah putih, istri ketiga presiden Seokarno yang tangguh), Florance Nightingale
(Pelopor Keperawatan modern), Chelsea Islan (Kata mbak chels, semua wanita
cantik yang membuat beda adalah hatinya), dan masih banyak lagi.
Dengan penuh kehati-hatian saat menulis ini, takut
dijudge
Komentar
Posting Komentar