Chebi dan Kempri
Oleh : March Az
Waktu
subuh yang masih digulung kelam membawa katak yang tengah bermalas-malasan
harus bangkit dari mimpi malamnya. Hutan membuatnya terpaksa melompat-lompat
kembali kesana. Bukan prihal sederhana, karena ingin bersilaturahmi dengan
hewan dan binatang lainnyya sekaligus memberi kabar gembira bahwa telah menetas
diatas dunia yang penuh sandiwara ini anak-anaknya, kecebong indah dang mungil.
Sebelum ia berranjak pergi, tak lupa ia
titipkan kecebong-kecebong ini pada tumbuhan Putri malu. Kecebongan yang tinggal
didalam kubangan air berwarna coklat. “ Putri malu, ku amanatkan padamu
anak-anakaku kempri” Pesan sang katak. Putri Malu terheran-heran mendengar
sebutan kecebong tersebut. “Kempri?” tanya putri malu dalam hati. Sang katak
seolah paham rasa gusar dihati Putri malu, segera ia menjelaskan menganai arti
dari nama anak-ananknya itu.
“
Kempri itu seperti nama-nama orang besar. Terdiri dari enam huruf. 4 konsonan
dan 2 huruf vokal. 4 : 2 Sempurna ! Kelak mereka akan menjadi katak yang
sederhana, rendah hati, merakyat, dan suka turun tangan. Dapat diprediksi ia
mampu menjadi pemimpin”.Putri malu hanya diam saja. Katak merasa penjelasannya
sudah detail dan dia pamit untuk pergi. Ia melompat-lompat menuju arah hutan.
Dilain
tempat seratus dua puluh empat kilo meter dari kubangan kecebong tadi, telah
lahir seekor kampret dengan Berat badan tidak ditimbang karena tak ada fasilitas
memadai dihutan sana tepat pukul 22.19 waktu sekitar hutan. Lahirkan seakan
menurunkan seribu malaikat, kampret ini anak emas alias anak yang
dinanti-nantikan. Setelah sang ibu sibuk bergonta ganti pasangan, ntah jantan
kalelawar mana yang beruntung hingga dapat membuahi sang induk . Seluruh hewan
nokturna ikut bergembira serta penasaran, apakah kampret si anak emas ini
l;ahir secara normal, caesar, atau terpaksa di vacum.
Pukul
02.00 dini hari, sang induk kalelawar memberi pengumuman mengenai nama indah
anak emasnya. “Chebi!” Ungkapnya gagap gempita, tapi sayang hewan lain yang tak
pula mampu berpura-pura gagap gempita merespon dengan prilaku yang berbeda. Ada
yang berbisik-bisik aneh, ada yang mulut nya menganga, ada yang matanya nanar,
ada pula beberapa yang tidak ambil pusing sama sekali. Tanpa disuruh pun induk
kampret ini memberi penjelasan mengenai makna dalam dari nama anaknya. “Chebi
itu seolah-olah menggemaskan. Masa depannya benderang. Ia akan suka menolong
sesama, tegas, juga akan ikhlas jika mendapat keputusan. Dapat diprediksi ia
mampu menjadi pemimpin” Mendengar ini hewan lainnya mengangguk-angguk. Dari
raut wajahnya, hanya burung hantu setuju, hewan lainnya mengangguk tanda tak
paham.
Keesokan
malamnya burung hantu ini berpelesiran malam kesana kemari. Setelah seratus dua
puluh empat kilo meter terbang ia lelah dan bertengger diatas pohon yang
dibawahnya tepat air kubangan para kecebong. Lima menit hening.
“Hai”
Sapa Putri malu. Dengan wajah angkuh burung hantu diam tak membalas. Rasa kesal
menyelimuti Putri malu. “ Berhati-hatilah wahai burung hantu, didalam air
kubangan itu terdapat para kecebong yang mungil dan indah. Semesta telah
memprediksi kecebong ini akan jadi pemimpin”. Mendengar pernyataan yang tak
masuk akal bagi burung hantu hatinya memanas. Ia membalas putri malu dengan
penuh amarah “ Bukan kah itu salah? Salah besar. Kau tak tahu semalam dunia dan
angkasa raya telah sepakat menurunkan kampret yang bernama chebi untuk menjadi
pemimpin kelak”
Tak
terima putri malu mulai komat-kamit seakan-akan mengatai burung hantu. Burung
hantupun kesal dan memcoba menyerang namun sayang tiba-tiba petir membelah
langit, hujan turun secara tiba-tiba, amarah keduanya mulai meredam. Burung
hantu terbang kedalam hutan, putri malu memperhatikan kepergiannya dalam
diam. Mulai malam itu kedua makhluk ini
memutuskan untuk saling bermusuhan.
Subulussalam.
24 Maret 2019
test
BalasHapus