Kenanglah cu, dunia dimasa kau masih berukuran pendek
Ibumu, ayahmu, tetanggamu, rakyat-rakyat dinegaranya
Kusut
Kusut sekusut-kusut benang tipis dengan seribu lilitan
Sebatang ubi yang dipotong delapan bagian lalu dengan rela atau tidak
digasak kedalam mulut
karena perut terlalu bising, banyak protes, tak paham kondisi raganya
Ibumu, ayahmu, tetanggamu, rakyat-rakyat dinegaranya
Kusut
Kusut sekusut-kusut benang tipis dengan seribu lilitan
Sebatang ubi yang dipotong delapan bagian lalu dengan rela atau tidak
digasak kedalam mulut
karena perut terlalu bising, banyak protes, tak paham kondisi raganya
Kenanglah cu, saat lagu kebangsaan dengan gagahnya terdengar
diradio-radio tetangga
Kami, kedua orangtua dari ibumu, menatap langit tujuh belas lalu berpelukan tersedu-sedu dibalik mihrab bambu
satu persatu derai tercucur jua, setelah berpuluh-puluh tahun lamanya ia menyudut menganak sungai
Tapi hari sakral itu menggoyahkan ketegaran kami
Bukan karena penyesalan,
Tapi begitu harunya kami pada generasi-generasi pejuang lalu demi sebuah negara yang berdaulat
Mengingat betapa getirnya negara ini setelah itu, setelah bermil-mil jauhnya dari kenangan lalu
Mungkin mereka tak tahu duduk perkaranya atau memang dengan sengaja menggubrisnya
Satu persatu ocehan tentang kemerdekaan diperdengarkan
Hingga puncak kedaulatannya punya nama baru
Demokrasi yang melahirkan demostrasi
Kami, kedua orangtua dari ibumu, menatap langit tujuh belas lalu berpelukan tersedu-sedu dibalik mihrab bambu
satu persatu derai tercucur jua, setelah berpuluh-puluh tahun lamanya ia menyudut menganak sungai
Tapi hari sakral itu menggoyahkan ketegaran kami
Bukan karena penyesalan,
Tapi begitu harunya kami pada generasi-generasi pejuang lalu demi sebuah negara yang berdaulat
Mengingat betapa getirnya negara ini setelah itu, setelah bermil-mil jauhnya dari kenangan lalu
Mungkin mereka tak tahu duduk perkaranya atau memang dengan sengaja menggubrisnya
Satu persatu ocehan tentang kemerdekaan diperdengarkan
Hingga puncak kedaulatannya punya nama baru
Demokrasi yang melahirkan demostrasi
Terlalu riuh negara ini
Banyak orang pintar lupa tentang perjuangan dan hakikat kemerdekaan
terpenting, mereka mampu memiliki stelan jas hitam juga sepatu mengkilat juga tidak melupakan dasi panjangnya
Banyak orang pintar lupa tentang perjuangan dan hakikat kemerdekaan
terpenting, mereka mampu memiliki stelan jas hitam juga sepatu mengkilat juga tidak melupakan dasi panjangnya
Kepadamu cucuku,
Ku perjelas sedikit tentang perjungan agar melekat konkrit dalam ingatanmu
Perjuangan sesungguhnya bukan perang politik,
Bukan perang berjualan mata uang
Perjuangan bukan selicik itu
Perjuangan sesungguhnya ketika hatimu bersedia bertaruh untuk kemerdekaan hakiki
Yang konteksnya kemerdekaan bersama
Perjuangan tidak semudah membuat bumbu perencah nasi goreng dan ataupun
Ku sampaikan,
Aku bukan bermetafora semata, karena kau kini sudah dewasa
tangkaplah dengan visualmu, lihat bahwa sekarang negara ini merangkap menjadi lahan kebuasan politik
Ku perjelas sedikit tentang perjungan agar melekat konkrit dalam ingatanmu
Perjuangan sesungguhnya bukan perang politik,
Bukan perang berjualan mata uang
Perjuangan bukan selicik itu
Perjuangan sesungguhnya ketika hatimu bersedia bertaruh untuk kemerdekaan hakiki
Yang konteksnya kemerdekaan bersama
Perjuangan tidak semudah membuat bumbu perencah nasi goreng dan ataupun
Ku sampaikan,
Aku bukan bermetafora semata, karena kau kini sudah dewasa
tangkaplah dengan visualmu, lihat bahwa sekarang negara ini merangkap menjadi lahan kebuasan politik
Tapaktuan, 16.49
03 September 2015
Komentar
Posting Komentar