Sudah ku jejaki senja yang tidak
sengaja memotret beberapa sejarah cinta empat tahun itu. Bahkan riak ombak pun
enggan menyapa ku saat aku berkunjung, mungkin ombak mengerti. Terlalu pahit
untuk dikenang dan terlalu manis untuk dilupakan. Lewat senja yang dengan setia
setiap harinya datang membawa srisaymsu jingga aku dengan sebuah kotak masa
lalu mengenangmu. Lelaki tampan, dengan sengajanya membawa sebilah keputusasaan
padaku yang saat itu, masih berusia 18 tahun. Aku sudah terlalu lama manghapus
hama kan kau dari ingatanku. Sejak awal saat kita berjumpa bahkan sampai kau
hilang tanpa kabar, namun nihil. Aku ingat, senyummu saat itu. Saat kau tertawa
dengan bangganya melihat aku yang jatuh dipinggiran jalan dan darah yang
mengalir dari robekan lutut terseret aspal kasar. Saat itulah aku benar-benar
membencimu. Bukan kah itu pertemuan pertama kita ? Ya, jelas! Saat pertemuan
pertama aku membencimu, bahka sangat membencimu.
Lalu mengapa bisa dengannya
mudahnya kau ubah benciku menjadi cinta? Itu pertanyaan yang sangat sederhana.
Cukup kau racik saja 4 sendok mantra cinta, dan 2 sendok bibit kasih sayang,
puih jadilah aku terjatuh tanpa keberdayaan pada hatimu. Bahkan aku lupa, kita
masih terlalu muda untuk jatuh cinta saat itu. Banyak hipotesa-hipotesa kita
ciptakan, sepuluh tahun kemudian, dua puluh tahun kemudian, tiga puluh tahun
kemudian, bahkan bagaimana rasanya jika aku mati atau kau mati. Kita terlalu
senang bersemedi dalam fitrah cinta saat itu. Kemudian setelah empat tahun
bersamamu, lewati warna-warna primer, sekunder,dan tersier, semua begitu indah
dan cepat. Kalasi takdir menanti kita untuk sebuah perpisahan. Kita terpisah
bermil-mil jauhnya. Itulah awalan rapuh nya relief yang telah susah payah kita
ukir. Kau khilaf dan amnesia. Kau lupa, padaku gadis 18 tahun yang masih
senantiasa menantimu. Kau hilang bersama debu-debu rindu. Tanpa kabar dan
bayangan kau semakin hilang.Lama,satu dasawarsa lamanya.Kembalilah ku buka
kitab lama, hipotesa-hipotesa kita melesat jauh tanpa siasat. Selama satu
dasawarsa aku tidak mampu bangkit dari hatimu. Pagi bagaikan malam, siang
bagaikan malam, malam bagaikan malam. Gelap gulita rasanya. Tiada bisa ku raba
rasa cinta dari orang lain selain dirimu. Mungkin ini hukuman Tuhan, untuk hati
yang mencintaimu secara berlebihan.
Ah sudahlah, itu hanya kisah
cinta empat tahun yang sudah lewat satu dasawarsa . Mungkin kini kau telah
berbini, beranak, bercucu, atau mungkin sudah bercicit. Kemungkinan lain bisa
saja kau sudah beristri dua, beristri lima, beristri sebelas. Atau belum
beristri alias masih setia membujang
kangkung.Satu hal yang kini aku heran kan, mengapa tiba-tiba kau hadir kembali
dalam mimpiku ? Mengapa dalam mimpi itu kau tampak layu ? Seakan roh mu sudah pergi melalang buana meninggalkan
jasadnya. Mengapa kau bilang kau masih mencintaiku ? Ah sudahlah, sudah cukup banyak
hipotesa yang gagal. Aku tak mau bermain-main lagi dengan persepsi ilmiah
tentang mimpi ini. Mengapa kau ingin mengajak ku hidup bersamamu? Teka-teki
seperti apa ini. Masuknya kau dalam mimpiku membuat ribuan serabut otak ku
bersimpul, tak mampu berfikir.
Tapi kali ini degan yakin aku
kembali berhipotesa. Aku melihatmu dalam mimpi pada sisi kegusaran. Kau
gelisah, cinta yang lalu kau buang ke alam bawah sadar kini bangkit lagi.
Prinsip-prinsip cintamu yang sombong itu kini perlahan rapuh, layaknya sebuah
frame yang mulai menua. Dan aku yang sedari dulu belum mampu bangkit dari
cintamu. Masih saja betah menangisi senja. Menyaksikan srisyamsu tenggelam sama
dengan menyaksikan mu pergi. Sudah terlalu lama kegetiran inii bersemanyam. Kau
dulu terlalu tega, membunuh hati yang tida bersalah
😂😂😂 syedih q baca nyaa huhu
BalasHapusJauh dari kisahku hihihihi
BalasHapus